Yuk, Masak Lobster!

masih hidup dan berlumur pasir laut.
Lobster yang masih hidup dan berlumur pasir laut.

PERTAMA kali membawa pulang lobster hidup dari Natal, saya sempat bingung, mau diapakan ini lobster. Apa dimasak seperti mengolah udang biasa? Atau ada cara memasak lain yang khusus? Saya biasa mengolah udang dengan disambal, digulai atau digoreng tepung. Pernah juga mencicip sup udang atau udang bakar. Semuanya enak. Tinggal pilih yang sesuai selera.

Setelah berdiskusi dengan suami (hyaahh..kayak ngediskusiin apa gitu ya.. 😀 ) ternyata mengolah lobster jadi makanan yang gurih nikmat itu ternyata nggak ribet. Cukup digoreng saja. Iya, digoreng polos tanpa dikasih garam atau jeruk nipis.

Karena lobsternya adalah lobster hidup, mengolahnya tentu tak sulit, kata penjualnya. Malah kalau tega, itu lobster digoreng hidup-hidup. Hwuiiihh..saya nggak sesadis itu juga. Hahaha… Karena masih segar, hasil laut apapun memang sudah enak dengan cuma digoreng atau dibakar begitu saja tanpa tambahan bumbu. Kita tinggal menyiapkan lalapan dan sambal kecap cocolannya saja sebagai pelengkap menu dengan nasi hangat. Huaaahh…sudah terbayang nikmatnya!

Kalau sudah kena air tawar begini, lobster pasir akan mati.
Kalau sudah kena air tawar begini, lobster pasir akan mati.

Lobster yang dari Natal ini adalah jenis lobster pasir, yang akan tetap hidup selama pasir laut masih menempel di tubuhnya. Jadi mau ditaruh di dalam kardus dengan sedikit ventilasi udara pun, si lobster akan tetap hidup. Cara mengemas lobster ini pun simpel saja. Tinggal bungkus dengan koran lalu masukkan ke dalam kardus yang sesuai besar tubuhnya. Beri lubang kecil, sudah. Selama perjalanan pulang yang 4 jam itu, si lobster aman-aman saja, paling gerak-gerak sedikit karena dia juga ikutan pegal waktu melewati jalan jelek. 😀

Saat ingin memasaknya, buka kemasannya dan rendam lobster dalam air biasa atau dikucur dengan air keran. Lobster mungkin akan melakukan gerakan-gerakan yang mengejutkan. Menggelepar-gelepar beberapa saat sebelum benar-benar mati. Ini bagian paling heboh sebelum menggorengnya. Tunggu saja sampai lobster benar-benar diam dan tak bergerak ketika disentuh.

Sungutnya berguna sebagai pegangan ketika menggorengnya.
Sungut besarnya berguna sebagai pegangan ketika menggorengnya.

Saya biasanya mengabadikan setiap momen bersama si lobster ini, berhubung saya jarang ketemu. 😀 Jadi saya siapkan kamera untuk memotret tubuhnya yang besar dan berwarna-warni cantik, sejak dia masih hidup sampai dia sudah jadi santapan. Ketika lobster sudah diam tak bergerak dan pasir-pasir itu luruh dari seluruh permukaan tubuhnya, itu adalah momen ketakjuban saya akan ciptaan Ilahi. Subhanallah…Masya Allah…betapa indah ciptaanNya itu. Ah, saya pasti keliatan lebay, tapi begitulah. Saya begitu menyukai kulit kerasnya yang berwarna cemerlang itu.

Sambil menunggunya mati (haiihh..sadis!) kita siapkan penggorengan dan minyak yang cukup banyak untuk menggoreng si lobster. Sungut besarnya yang panjang itu tak perlu dipotong. Itu sebagai alat bantu untuk membolak-balik tubuh lobster ketika di dalam penggorengan. Selama menggoreng, siap-siap kena ciprat minyak panas, ya. Hehehe… Ini adalah tahapan heboh kedua yang mungkin saja si lobster belum benar-benar mati sehingga kembali menggelepar-gelepar di dalam minyak panas. Atau karena reaksi minyak panas waktu dimasukkan lobster yang masih basah sehabis direndam tadi. Huwoow!

Dan ta daa…warna-warni kulit lobster sekejap berubah jadi oranye, sama seperti warna udang biasa kalau sudah dimasak. Menggorengnya tak perlu waktu lama. Cukup 10-15 menit saja. Kalau sudah, angkat lobster dan taruh di wadah yang lebar.

sudah masak!
Lobsternya sudah masak!

Untuk sambal kecapnya, itu terserah anda saja. Saya biasanya menyiapkan bahan-bahan berikut dengan takaran yang suka-suka. Hehehe…

Bawang putih                          3 siung

Bawang merah                        2 siung

Daun sop/seledri                   secukupnya

Tomat                                        1 buah

Cabe rawit                                secukupnya

Cabe merah giling                 sesuai selera

Kecap manis                            sesuai selera

Garam                                        secukupnya

Gula putih                                 secukupnya

Jeruk nipis                                1 irisan

Bawang putih dan bawang merah diiris halus setelah dimemarkan terlebih dahulu. Daun sop/seledri, tomat dan cabe rawit diiris lalu dicampurkan dengan irisan bawang merah dan bawang putih tadi beserta cabe merah giling, kecap manis, garam, gula putih dan perasan jeruk nipis. Aduk semua bahan, icip-icip rasanya, dan jadilah sambal kecap a la saya. Haha!

Lobster dan sambal kecap..waahh..nikmatnya!
Lobster dan sambal kecap..waahh..nikmatnya!

Seekor lobster seberat ½ kg ini cukup untuk dimakan berdua. Makannya seperti makan kepiting. Bagian kepalanya yang keras (cangkang) dan tajam jangan langsung dibuang. Itu bisa dibuka dengan tang yang biasa untuk membuka cangkang kepiting. Di dalamnya masih ada isi yang nikmat disantap. Ah, yang sudah pernah makan kepiting pasti tahulah, ya. Hehehe…

Hokeh…sekian resep sederhana masak lobster a la saya. Tentunya cara pengolahannya disesuaikan dengan selera. Bisa disup, digulai atau dibakar. Hmmm…nyam! Selamat makan… 🙂

***

 

>> Semua foto adalah dokumentasi pribadi (AFR).

Share

37 thoughts on “Yuk, Masak Lobster!

      1. itu lobsternya beli dimana ya mba, kbetulan istri saya sedang ngidam mau minta dimasakin jd mau beli yg hidup seperti mba

        1. Ini saya beli di Natal, Mandailing Natal, mas Yuri..saya beli di rumah penduduk yg jual lobster. Kalo mas ke pantai, coba jalan ke tempat pelelangan ikan atau pasarnya..kali aja ada yang jual lobster..

          emang mas tinggal di mana? kalo deket laut pasti lebih gampang nyarinya.. 🙂

    1. wah..kalo beli di restoran belum tentu saya bisa menikmati lobster..pastinya mahal..hiks..

      ayo, kalo jalan ke pantai coba cari penjual lobster..dimasak sendiri aja.. 🙂

      makasih udah mampir yaa..

  1. wow, aku suka banget lobster mutiara,
    klo aku biasanya dimatiin pake piso yg dimasukin ke kepalanya, jgn pernah masukin lobster ke minyak mpanas idup2 krn dia bisa loncat n minyak muncrat kemana2
    ni lobsternya beli dimana mbak?
    Natal mandailing natal maksudnya?
    brp duit skilo? klo ditempatku sekilo yg hidup 980 rb

    1. Beneerr..jangan goreng lobster idup2! Yang udah mati aja minyaknya kadang muncrat ke mana2 ya karena pastinya masih basah abis dicuci. Btw lobster pasir beda ya sama lobster mutiara? Lobster mutiara yg edisi supernya kali ya..paling mahal.. 😀

      Iya, belinya di Natal, Mandailing Natal. Sekilonya 450 rb. Itu juga cuma dapet dikit kan ya? :-S padahal itu enak sekaliihh..!

        1. Walaahh..ternyata kampungnya di sini ya? Haha..udaahh..panggil nama aja yaa.. 😀

          Lobsternya itu dibeli di rumah penduduk yg jd pemasok lobster utk diekspor. Kebetulan yg jualan itu temennya temen suami, yg ga semua orang luar tau dia jual lobster di situ. Untuk belinya itu, sering kehabisan karena lobsternya diprioritaskan utk diekspor 🙁

          Dari Panyabungan 4 jam ke sana, itu lebih karena jalannya kurang bagus. Kalo bagus mungkin bisa 2 jam-an. Hayuklah, sekali2 pulang kampung 🙂

    1. Haha..betul. Harga lobster tak merakyat. Kalau dijual di pasar pun, mungkin ga selalu laku terjual. Tapi kita sebagai rakyat negara kepulauan yang hasil lautnya kaya ini seenggaknya pernah mencoba. Meski harus rela jauh2 ke tempat tangkapannya 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: