Gardens By The Bay, Mengintip Surga Alam di Singapura

Pose dulu, yak! eeaaa.. :D
Sebelum masuk, pose dulu, yak! eeaaa.. 😀

 

Ta daaa…lanjut lagi cerita tentang Singapur-nya ya.. 😀

Jadi, hari pertama sehabis mengunjungi Merlion Park, kami semua berdelapan, mengunjungi Gardens By the Bay. Yang udah pernah ke sana pasti tahu lah ya, itu tempat apa. Di situ ada dua bangunan besar, sekilas mirip bentuk kubah gedung DPR di Senayan. Haha…Sayap satu -nggak tahu itu kiri apa kanan- namanya Flower Dome, sayap yang satunya lagi namanya Cloud Forest.

Kami pertama kali masuk ke Flower Dome. Hmmm..kayak apa sih di dalem? Pas melewati pintu masuk, ada semacam booth untuk foto siap cetak gitu. Nanti kalau mau ambil hasil fotonya di toko souvenir saat mau keluar gedung. Jadilah, saya, suami, Udak, Nanguda, dan Kiki -sepupu saya- foto berlima. Pas lihat hasilnya, oke juga. Hehe… Keluarga teman Udak sudah lebih dulu masuk ke dalam.

Selesai foto, kami pun masuk melewati lorong remang-remang, hanya diterangi cahaya dari layar-layar screen besar yang menampilkan visualisasi bunga. Keren! Sayang, nggak difoto. Begitu melewati pintunya, terhamparlah pemandangan yang huwoow! Segala macam bunga ada di sana. Bisa dibilang ribuan spesies tanaman dibudidayakan dan dipamerkan di ruangan in door yang luar biasa besar. Serasa lagi di taman bunga di negeri antah berantah. Indah sekali. Decak kagum dan binar mata tak putus memandangi bunga warna-warni cantik yang tumbuh di mana-mana. Dekorasi Natal yang cantik juga turut menghiasi ruangan itu.

 

Saya memang tak terlalu tertarik dengan tanaman, kecuali hanya mengaguminya saja, tanpa berusaha mengenalnya lebih jauh. Ada jugalah satu-satu yang saya kenali sebagai tanaman apa. Tapi tak banyak. Lebih tepatnya, pernah melihat tapi tak tahu apa namanya. Haha…kacau. Paling-paling saya mengenali bunga mawar, dahlia, anggrek, dan beberapa tanaman lainnya yang familiar. Selebihnya, pernah saya lihat di TV. Hihih..

Menariknya, di sini juga ada kaktus! Terletak di lantai atas. Jadi bentuk bangunannya menarik sekali. Pertama kita masuk, kita akan diajak melewati taman bunga warna-warni sambil terus turun melewati tangga. Sampai di ujung, kita diajak naik lift ke lantai 4 -kalau tidak salah- dan keluar dari lift, pemandangan telah berubah dari tanaman berwarna-warni ceria ke hamparan tumbuhan xerofit yang hijau keabu-abuan. Segala spesies kaktus ada di sini. Dari yang kecil, hingga yang besar. Dari yang familiar sampai yang ketika melihatnya kita akan berseru, “Wow, menarik, ya. Ada kaktus yang seperti ini!”

Jepretan kamera saya kira takkan sanggup mengabadikan semuanya. Lebih cihuy menikmatinya dengan lensa mata. Maunya sih, bisa berlama-lama di situ. But tour must go on..Huehehe..

 

This slideshow requires JavaScript.

 

Sesi pertama selesai sudah. Kami lanjut ke Cloud Forest. Oh ya, harap simpan baik-baik tiket masuk tadi. Satu tiket untuk dua pintu masuk yang berbeda. Nanti petugasnya tinggal menyobek sisi tiket yang satunya, setelah sebelumnya sisi lainnya disobek ketika akan masuk ke Flower Dome.

 

Cloud Forest. Dari namanya, terdengar seperti akan memasuki hutan. Nah, benar saja. Dari pintu masuk, kita sudah disuguhi pemandangan air terjun buatan yang bila melewatinya bisa membuat basah. Efeknya sama dengan air terjun alami yang ada di Negara kita tercinta, Indonesia. Saat melihatnya, saya cuma tersenyum sambil mengingat air terjun alami yang ada di mana-mana di Indonesia. Air terjun ini seolah merupakan kompensasi atas miskinnya kekayaan pariwisata alam Singapura. Sampai-sampai mereka rela membuat gedung semegah ini dan menggunakan teknologi terkini hanya untuk menciptakan air terjun buatan.

 

IMG_1605
whoaaa..gede banget emang..siplah! 😀

 

Saya bayangkan air terjun Lembah Anai yang ada di Sumatera Barat, yang bisa ditempuh dengan perjalanan darat selama beberapa jam dari tempat saya di Panyabungan. Air terjunnya di pinggir jalan, gratis, bisa untuk mandi-mandi pula. Haha… Melihat itu, terbuncah rasa bangga terhadap kekayaan alam negeri sendiri. Tapi disayangkan memang, kekayaan alam yang berlimpah ruah tak diimbangi dengan kekayaan sumber daya manusia yang mumpuni untuk mengelola kekayaan alam tersebut.

Dibandingkan Singapura, kita masih kalah jauh. Mental masyarakat kita belum terdidik seperti mental orang-orang Singapura yang disipilin dalam menjaga dan memelihara apapun yang ada di sekitarnya. Mereka mau membayar lebih untuk menciptakan dan memelihara apa yang sesungguhnya mereka tak punya. Ya iyalah. Bikin beginian kan mahal, bro! Kita udah dikasih keindahan alam yang gratis masih aja manja. Tak mau memelihara baik-baik pula. #sigh

 

This slideshow requires JavaScript.

 

Pulang dari sini, tiba-tiba saya jadi kangen Indonesia. Betapa Tuhan sudah begitu baik sama negeri kita, tapi kebaikanNya sering kali kita sia-siakan. Keindahan alam yang potensial jadi objek wisata masih banyak yang terabaikan. Padahal, negeri kita adalah surga alami anugerah Tuhan. Negeri kita bisa jadi negeri yang paling indah di dunia kalau semua aset kekayaan alamnya dioptimalkan dengan baik dan benar. Ah, seandainya saya yang jadi Menteri Pariwisata… #eh

 

Njepret sambil ngebayangin ini kalo malem..pastinya huwoow lampunyaa.. ^^
Njepret sambil ngebayangin ini kalo malem..pastinya huwoow lampunyaa.. ^^

 

***

Share

8 thoughts on “Gardens By The Bay, Mengintip Surga Alam di Singapura

  1. Naaaah, itu dia, Mbak.. Singapura aja nggak punya alam yang luas kayak Indonesia, dia bisa bikin yang buatan, bayar masuknya mahal pulak. Di Indonesia, biaya masuk objek wisata paling2 ribuan rupiah, (bisa 5 ribu atau lebih murah), tapi kebanyakan nggak dijaga, vandalisme di mana2, buang sampahnya sembarangan. Hiks.

    Nice pict, anayway. (y)

    1. ehehe..iya, maak..kita belum terbiasa aja kali jaga lingkungan..mestinya udah dididik sejak kecil ya..kurikulum pendidikan harusnya lebih ditekankan ke masalah perilaku dan budi pekerti supaya tertanam hal2 baik dalam diri anak sejak kecil..termasuk menjaga lingkungannya..

      makasih ya, mak..fotonya hasil belajar ama temen2 di Kampret nih.. 😀

  2. di trip pertama saya ke luar negeri, GbTB ini ada masuk di itinerary. tapi karena harus ke level 33 dulu, akhirnya menuju ke gardens nyasar2 dan kaki sudah semakin capek karena bener2 nyasarnya itu beneran :))
    akhirnya cuman nontonin gbtb dari marina bay aja. duduk2 ngadem :))

    padahal uda beli tiket doong! next time harus bisa lihat air terjun kek di fotonya mak deh!

    1. hyaaahh..sayang amat, mak.. 🙁
      tapi emang ya..jalan ke sana tuh mesti siap2 kaki gempor berat..saya pulang2 langsung tepar abis..kaki pegel2 ga keruan..hahahaha..tapi ga kapok kayaknya..kapan2 pengen ke sana lagi..yuk, mak! 😀

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

%d bloggers like this: