BUAT emak emak rempong macam saya, jelas setiap hari adalah hari kerja. Eh, atau setiap hari adalah hari libur, ya? Yang kalau kata wong bule “everyday is holiday“? Hmmm..entahlah. Yang pasti saya masih suka lupa soal “ini hari apa?” dan “ini tanggal berapa?” ๐
Semua hari dan tanggal di kalender serasa tak ada bedanya antara yang hitam dengan yang merah. Haha. Yang kepikiran setiap pagi adalah “main apa ya hari ini sama si kecil?” atau yang paling dipusingkan “masak apa ya hari ini?” Begitulah.
Tanggal baru terasa merahnya kalau lihat suami masih leyeh-leyeh tiduran di kamar, padahal hari sudah siang. Kalau sudah begitu, biasanya saya langsung tanya saja daripada ribet. “Emang ini hari apa?” Kalau dijawab “Minggu” atau “libur tanggal merah” barulah saya cuma ber-“oohh..”. Soalnya tak terasa bedanya juga. ๐ Pekerjaan rutin sebagai IRT tetap lanjut tak peduli apapun kejadian. Haha!
Jadi kalau hari saat suami juga libur, kami biasanya jalan ke luar buat makan siang atau keliling-keliling kota saja. Kalau bisa makan yang sekalian untuk rekreasi. Di Padangsidimpuan sini sebenarnya belum banyak tempat wisatanya, tapi mulai banyak pembangunan di sektor itu. Ini tentunya angin segar buat masyarakat yang haus hiburan. Berhubung di sini juga belum ada mall kan, ya. Atau sekadar taman kota.
Tapi biar begitu, kalau pas akhir pekan masyarakat dari luar kota banyak juga yang datang ke sini. Main dan makan di KFC, satu-satunya restoran cepat saji yang lokasinya di dekat tugu salak, landmark kota Padangsidimpuan. Atau ke Plaza Anugerah, plaza yang mirip Pajak (pasar) Petisah kalau di Medan. Selebihnya ada odong-odong dan delman wisata yang bisa diajak keliling kota. Juga kulinernya yang menurut lidah saya lebih banyak yang enak enak daripada kota lainnya di Tabagsel.
Beberapa tahun terakhir pembangunan di sektor pariwisata oleh pihak swasta mulai menggeliat. Mulai banyak ditemui spot-spot yang cihuy untuk sekadar pelepas penat dan foto instagramable. Apalagi didukung alam Padangdisimpuan dan kabupaten terdekatnya, Tapanuli Selatan (Tapsel) yang indah dengan deretan bukit barisannya. Di sini pun langit belum terkontaminasi polusi. Saat cuaca cerah, langit biru menjadi pelengkap lanskap yang manis dalam membentuk komposisi sebuah foto.
Salah satu lokasi wisata yang memanfaatkan kondisi alam Tapsel dan kemudian mempercantiknya untuk dijadikan objek wisata keluarga ada di daerah Aek Sabaon Julu, Marancar, Tapsel. Datanglah ke sana, dan temukan suasana Tapsel yang berbeda.
Sekilas kita akan dibawa ke alam daerah Lembang, Jawa Barat. Bentuk rumah-rumah kecil dengan danau buatan di hadapannya mengingatkan saya pada Dusun Bambu, Lembang. Danau buatan yang cukup luas dan berfungsi sebagai kolam ikan ini menjadi daya tarik tersendiri. Terutama buat anak-anak, karena seperti di tempat wisata lain, ikan-ikan di kolam tersebut dapat diberi makanan pelet yang dibeli pengunjung seharga Rp 5000/bungkus. Ini tentu jadi kegiatan yang mengasyikkan buat Arsya. Peletnya tak cukup sebungkus, tentu saja.
Ada pula bangunan besar yang berfungsi sebagai restoran. Dan beberapa gerai makanan lain yang lebih kecil dan tersebar di beberapa titik. Pengunjung tentu saja selalu memesan makanan atau minuman, apalagi udaranya yang sejuk semriwing menggelitik nafsu memanjakan perut. Makan dan minum di tepi danau sambil sesekali menonton orang-orang yang mencoba wahana flying fox yang meluncur di atasnya tentu mengasyikkan.
Kalau sudah kenyang, cobalah beberapa wahana permainan yang ada di sana. Ada sepeda air, ATV, dan yang sudah disebut tadi, flying fox. Atau sekadar berfoto di spot-spot yang instagramable, apalagi kalau fotonya saat sore jelang matahari tenggelam. Indah!
Yang terbaru, di sini juga ada playground. Inilah yang dicari bila memiliki anak usia balita. Playground outdoor yang beralas rumput sintetis itu membentang cukup luas dengan koleksi beberapa permainan. Ada perosotan, sepeda, jungkat jungkit, mini trampolin, dan bola. Cukup begitu saja anak-anak sudah susah diajak pulang. Haha.
Sekali ke sana tak bakal puas rasanya. Saya malah mau-mau saja kalau diajak ke sana hampir tiap minggu. Karena ada playground-nya itu juga. Rasanya senang saja melihat anak bahagia bermain-main di sana sampai puas. Karena wahana permainan seperti itu belum ada di Padangsidimpuan. Tentu ini peluang bagus bagi siapa saja yang mau membuka bisnis tempat rekreasi keluarga di dalam kota. Memang sih, butuh biaya yang tak sedikit. Tapi prospeknya juga sangat menjanjikan. Iya, ‘kan?
***
Ditulis untuk tema ke-20 Blogger Perempuan Network 30 Days Challenge 2018.